Seringkali
pengembang intruksional termasuk pengajar menyusun tes setelah proses
instruksional berakhir. Ia menyusunnya dalam waktu yang singkat berdasarkan isi
pelajaran yang telah diajarkan dan masih segar dalam ingatannya. Keadaan yang
seperti itu sangat memungkinkan tidak berfungsinya tujuan intruksional yang
telah dirumuskannya. Tes yang disusunnya mungkin konsisten dengan isi
pelajaran, tetapi tidak konsisten dengan perilaku yang seharusnya diukur.
Tes
yang seharusnya disusun adalah tes yang mengatur tingkat pencapaian mahasiswa
terhadap perilaku yang terdapat dalam tujuan intruksional. Tes tersebut mungkin
tidak dapat mengukur penguasaan mahasiswa terhadap seluruh uraian pengajar
dalam proses intruksional, sebab apa yang diberikan pengajar selama proses
tersebut belum tentu seluruhnya relevan dengan tujuan intruksional. Isi pelajaran
bukanlah kriteria untuk mengukur keberhasilan proses pelaksanaan intruksional.
Sebagaimana
ditunjukkan sebelumnya suatu tes hasil belajar dapat dipakai untuk menyatakan :
- Deretan kedudukan mahasiswa yang
relatif, atau
- Memberikan suatu gambaran tentang
tugas-tugas yang dapat atau belum dapat dilakukan oleh mahasiswa.
Hasil
tes jenis pertama secara relatif menunjukkan deretan kedudukan setiap
mahasiswadi antara mahasiswa lain. Metode menafsirkan hasil tes seperti ini
disebut tafsiran yang mengacu kepada sebuah norma.
Hasil
tes jenis kedua dinyatakan dengan jenis-jenis pengetahuan dan ketrampilan yang
dapat diperlihatkan oleh setiap mahasiswa. Metode penafsiran seperti ini
disebut mengacu kepada sebuah patokan.
Untuk
mengetahui pencapaian hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara,
salah satunya adalah dengan menggunakan tes-tes dengan standar-standar tertentu
sesuai dengan perkembangannya. Maka dari itu bagi seorang pendidik harus
mengetahui bagaimana cara atu teknik-teknik yang baik untuk mengevaluasi anak
didiknya, sejauhmana pencapaian siswa dalam menguasai materi yang disampaikan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah penulis sampaikan, maka penulis dapat
merumuskan permasalahan sebagai berikut:
- Apakah pengertian dari Penilaian
Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP)
- Persamaan dan perbedaanPAN dan PAP
- Kekurangan dan kelebihan PAN dan
PAP
C.
Tujuan dan Manfaat Penulisan
Dalam
setiap kegiatan tentunya ada tujuan yang hendak dicapai oleh pelakunya, begitu
pula dengan penulisan makalah ini penulis hendak mencapai tujuan-tujuan sebagai
berikut:
- Mengetahui teknik-teknik yang
tepat untuk memberikan pemeriksaan, penskoran dan penilaian.
- Mampu membandingkan teknik-teknik
yang ada dan menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi perkembangan dunia
pendidikan.
- Mengetahui perbedaan, kelemahan
dan kelebihan dari tiap teknik.
- Mengetahui langkah-langkah yang
harus dilakukan sebelum memperolah dan meberikan nilai.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Penilaian Acuan Norma
Ada
beberapa pendapat tentang pengertian Penilaian Acuan Norma, yaitu:
- Acuan norma merupakan elemen
pilihan yang memeberikan daftar dokumen normatif yang diacu dalam standar
sehingga acuan tersebut tidak terpisahkan dalam penerapan standar. Data
dokumen normatif yang diacu dalam standar yang sangat diperlukan dalam
penerapan standar.
- Pengolahan dan pengubahan skor
mentah menjadi nilai dilakukan dengan mengacu pada norma atau kelompok.
Cara ini dikenal sebagai penilaian acuan norma (PAN).
- PAN adalah Nilai sekelompok
peserta didik (siswa) dalam suatu proses pembelajaran didasarkan pada
tingkat penguasaan di kelompok itu. Artinya pemberian nilai mengacu pada
perolehan nilai di kelompok itu.
- Penilaian Acuan Norma (PAN) yaitu
dengan cara membandingkan nilai seorang siswa dengan nilai kelompoknya.
Jadi dalam hal ini prestasi seluruh siswa dalam kelas / kelompok dipakai
sebagai dasar penilaian.
Dari
beberapa pengertian ini dapat disimpulkan bahwa Penilaian Acuan Norma adalah
penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelmpok; nilai-nilai yang
diperoleh siswa diperbandingkan dengan nilai-nilai siswa yang lain yang
termasuk di dalam kelompok itu.
B.
Penilaian Acuan Norma (PAN)
Penilaian
acuan norma (PAN) merupakan pendekatan klasik, karena tampilan pencapaian hasil
belajar siswa pada suatu tes dibandingkan dengan penampilan siswa lain yang
mengikuti tes yang sama. Pengukuran ini digunakan sebagai metode pengukuran
yang menggunakan prinsip belajar kompetitif. Menurut prinsip pengukuran norma,
tes baku pencapaian diadministrasi dan penampilan baku normative dikalkulasi
untuk kelompok-kelompok pengambil tes yang bervariasi. Skor yang dihasilkan
siswa dalam tes yang sama dibandingkan dengan hasil populasi atau hasil
keseluruhan yang telah dibakukan. Guru kelas kemudian mengikuti asas yang sama,
mengukur pencapaian hasil belajar siswa, dengan tepat membandingkan terhadap
siswa lain dalam tes yang sama. Seperti evaluasi empiris, guru melakukan
pengukuran, mengadministrasi tes, menghitung skor, merangking skor, dari tes
yang tertinggi sampai yang terendah, menentukan skor rerata menentukan simpang
baku dan variannya .
Berikut
ini beberapa ciri dari Penilaian Acuan Normatif :
- Penilaian Acuan Normatif digunakan
untuk menentukan status setiap peserta didik terhadap kemampuan peserta
didik lainnya. Artinya, Penilaian Acuan Normatif digunakan apabila kita
ingin mengetahui kemampuan peserta didik di dalam komunitasnya seperti di
kelas, sekolah, dan lain sebagainya.
- Penilaian Acuan Normatif
menggunakan kriteria yang bersifat “relative”. Artinya, selalu
berubah-ubah disesuaikan dengan kondisi dan atau kebutuhan pada waktu
tersebut.
- Nilai hasil dari Penilaian Acuan
Normatif tidak mencerminkan tingkat kemampuan dan penguasaan siswa tentang
materi pengajaran yang diteskan, tetapi hanya menunjuk kedudukan peserta
didik (peringkatnya) dalam komunitasnya (kelompoknya).
- Penilaian Acuan Normatif memiliki
kecendrungan untuk menggunakan rentangan tingkat penguasaan seseorang
terhadap kelompoknya, mulai dari yang sangat istimewa sampai dengan yang mengalami
kesulitan yang serius.
- Penilaian Acuan Normatif
memberikan skor yang menggambarkan penguasaan kelompok.
C.
Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Penilaian
acuan patokan (PAP) biasanya disebut juga criterion evaluation merupakan
pengukuran yang menggunakan acuan yang berbeda. Dalam pengukuran ini siswa
dikomperasikan dengan kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam
tujuan instruksional, bukan dengan penampilan siswa yang lain. Keberhasilan
dalam prosedur acuan patokan tegantung pada penguasaaan materi atas kriteria
yang telah dijabarkan dalam item-item pertanyaan guna mendukung tujuan
instruksional .
Dengan
PAP setiap individu dapat diketahui apa yang telah dan belum dikuasainya.
Bimbingan individual untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran dapat dirancang, demikian pula untuk memantapkan apa yang telah
dikuasainya dapat dikembangkan. Guru dan setiap peserta didik (siswa) mendapat
manfaat dari adanya PAP.
Melalui
PAP berkembang upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
melaksanakan tes awal (pre test) dan tes akhir (post test).
Perbedaan hasil tes akhir dengan test awal merupakan petunjuk tentang kualitas
proses pembelajaran.
Pembelajaran
yang menuntut pencapaian kompetensi tertentu sebagaimana diharapkan dan termuat
pada kurikulum saat ini, PAP merupakan cara pandang yang harus diterapkan.
PAP
juga dapat digunakan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya
kurang terkontrolnya penguasaan materi, terdapat siswa yang diuntungkan atau
dirugikan, dan tidak dipenuhinya nilai-nilai kelompok berdistribusi normal. PAP
ini menggunakan prinsip belajar tuntas (mastery learning).
D.
Persamaan dan Perbedaan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan
(PAP)
Penilaian
Acuan Norma dan Penilaian Acuan Patokan mempunyai beberapa persamaan sebagai
berikut:
- Penilaian acuan norma dan acuan
patokan memerlukan adanya tujuan evaluasi spesifik sebagai penentuan fokus
item yang diperlukan. Tujuan tersebut termasuk tujuan intruksional umum
dan tujuan intruksional khusus
- Kedua pengukuran memerlukan sample
yang relevan, digunakan sebagai subjek yang hendak dijadikan sasaran
evaluasi. Sample yang diukur mempresentasikan populasi siwa yang hendak
menjadi target akhir pengambilan keputusan.
- Untuk mandapatkan informasi yang diinginkan
tenyang siswa, kedua pengukuran sama-sama nenerlukan item-item yang
disusun dalam satu tes dengan menggunakan aturan dasar penulisan
instrument.
- Keduanya mempersyaratkan perumusan
secara spesifik perilaku yang akan diukur.
- Keduanya menggunakan macam tes
yang sama seperti tes subjektif, tes karangan, tes penampilan atau
keterampilan.
- Keduanya dinilai kualitasnya dari
segi validitas dan reliabilitasnya.
- Keduanya digunakan ke dalam
pendidikan walaupun untuk maksud yang berbeda.
Perbedaan
kedua penilaian adalah sebagai berikut:
- Penilaian acuan norma biasanya
mengukur sejumlah besar perilaku khusus dengan sedikit butir tes untuk
setiap perilaku. Penilaian acuan patokan biasanya mengukur perilaku khusus
dalam jumlah yang terbatas dengan banyak butir tes untuk setiap perilaku.
- Penilaian acuan norma menekankan
perbedaan di antara peserta tes dari segi tingkat pencapaian belajar
secara relatif. Penilaian acuan patokan menekankan penjelasan tentang apa
perilaku yang dapat dan yang tidak dapat dilakukan oleh setiap peserta
tes.
- Penilaian acuan norma lebih
mementingkan butir-butir tes yang mempunyai tingkat kesulitan sedang dan
biasanya membuang tes yang terlalu mudah dan terlalu sulit. Penilaian
acuan patokan mementingkan butir-butir tes yang relevan dengan perilaku
yang akan diukur tanpa perduli dengan tingkat kesulitannya.
- Penilaian acuan norma digunakan
terutama untuk survey. Penilaian acuan patokan digunakan terutama untuk
penguasaan.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
uraian-uraian singkat yang telah penulis sampaikan, maka penulis dapat
memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
- Penilaian acuan patokan adalah
penilaian yang mengacu kepada tujuan instruksional atau untuk mengukur
tingkat penguasaan peserta didik terhadap perilaku yang terdapat dalam
tujuan instruksional khusus tersebut. Penilaian acuan norma adalah
penilaian yang mengacu kepada norma untuk menentukan kedudukan atau posisi
seorang peserta didik di antara kelompoknya.
- Persamaan penilaian acuan norma
dan acuan patokan antara lain adalah keduanya mempersyaratkan perumusan
secara spesifik perilaku yang diukur, disusun dari sampel butir-butir tes
yang relevan dan representatif, keduanya dinilai kualitasnya dari segi
validitas dan reliabilitas dan digunakan ke dalam pendidikan walaupun
untuk maksud yang berbeda.
- Adapun perbedaan dari kedua
penilaian tersebut antara lain:
a)
Penilaian acuan norma biasanya mengukur sejumlah besar perilaku khusus dengan
sedikit butir tes untuk setiap perilaku. Penilaian acuan patokan biasanya
mengukur perilaku khusus dalam jumlah yang terbatas dengan banyak butir tes
untuk setiap perilaku.
b)
Penilaian acuan norma menekankan perbedaan di antara peserta tes dari segi
tingkat pencapaian belajar secara relatif. Penilaian acuan patokan menekankan
penjelasan tentang apa perilaku yang dapat dan yang tidak dapat dilakukan oleh
setiap peserta tes.
c)
Penilaian acuan norma lebih mementingkan butir-butir tes yang mempunyai tingkat
kesulitan sedang dan biasanya membuang tes yang terlalu mudah dan terlalu
sulit. Penilaian acuan patokan mementingkan butir-butir tes yang relevan dengan
perilaku yang akan diukur tanpa perduli dengan tingkat kesulitannya.
d)
Penilaian acuan norma digunakan terutama untuk survey. Penilaian acuan patokan
digunakan terutama untuk penguasaan.
B.
Saran
Dalam
hal ini penulis mencoba memberikan saran dari uraian di atas :
- Pendidik sebaiknya mengetahui
berbagai macam teknik dalam pengolahan dan pengonversian hasil evaluasi
dengan memanfaatkan metode penilaian acuan norma dan acuan patokan.
- Pendidik mampu menangani peserta
didiknya dalam proses pembelajaran
DAFTAR
PUSTAKA
Sukardi.
E, dan Maramis. W. F. Penilaian Keberhasilan Belajar,Jakarta:
Erlangga:University Press,1986.
Bistok
Sirait. Menyusun Tes Hasil Belajar. Semarang Press, 1985.
Atwi
Suparman, Desain Instruksional, Jakarta: PAU ,1997.
http://nandangfkip.blogspot.com/2008/07/penilaian-pan-dan-pap_2459.html
Betting at Betway Casino: What does it mean and how can
BalasHapusBetway Casino allows you งานออนไลน์ to gamble in a way that 메리트카지노 makes money! With online casino 1xbet games, you can now make money at Betway casino!
Best casinos to play roulette - Dr.MCD
BalasHapusRoulette in casinos 남양주 출장마사지 is very similar to casino games of Roulette. Roulette is 동두천 출장안마 played with 4 decks. Each deck 대전광역 출장안마 contains four cards, and there are three 익산 출장샵 suits. The deck 광주광역 출장마사지